A. Hubungan Interpersonal
1.Menjelaskan
Model Pertukaran Sosial&Analisis Transanksional
Model pertukaran sosial (social exchange model)
Hubungan interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya).
Hubungan interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya).
Kata transaksi selalu mengacu pada
proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi antarpribadi pun
dikenal transaksi. Yang dipertukarkan adalah pesan-pesan baik verbal maupun
nonverbal. Analisis transaksional sebenarnya bertujuan untuk mengkaji secara
mendalam proses transaksi (siapa-siapa yang terlibat di dalamnya dan pesan apa
yang dipertukarkan).
menurut teori analisis
transaksional, ketika dua lebih orang bertemu, cepat atau lambat; salah satu
dari mereka akan menyapa atau memberikan indikasi lainnya atas kehadiran orang
lain. Hal ini disebut Stimulus Transaksional.
Orang lain tersebut kemudian akan mengatakan atau melakukan sesuatu yang
berkaitan dengan stimulus yang diterima.. Respon yang diberikan orang lain
tersebut dinamai Tanggapan Transaksional. Orang yang menyampaikan stimulus
disebut “agen” dan orang yang merespon disebut “Responden
2.Menjelaskan Kesan dan Ketertarikan Interpersonal dalam Memulai Hubungan
1. Pembentukan
Tahap
ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan.
peneliti
telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan.
Fase pertama,
“fase
kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk
menangkap
informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha
menggali
secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. bila mereka
merasa
ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri.
Menurut
Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat
dikelompokkan
pada tujuh kategori, yaitu:
a) informasi demografis
b) sikap danpendapat (tentang orang atau
objek)
c) rencana yang akan dating
d)kepribadian
e) perilaku pada masa lalu
f) orang lain
g) hobi dan minat
2. Peneguhan Hubungan
Karena hubungan interpersonal tidak bersifat statis
,selalu berubah ,perubahan maka untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal
,maka di perlukan adanya tindakan –tindakan tertentu untuk mengembalikannya
adanya keseimbangan
Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang.
Hubungan
interpersonal akan terperlihara apabila kedua belah pihak sepakat
tentang
tingkat keakraban yang diperlukan.
Faktor kedua adalah kesepakatan
tentang
siapa yang akan mengontrol siapa, dan bilamana. Jika dua orang
mempunyai
pendapat yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan, siapakah
yang
harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, dan siapakah yang
dominan.
Konflik terjadi umumnya bila masing-masing ingin berkuasa, atau
tidak
ada pihak yang mau mengalah.
Faktor ketiga adalah ketepatan respon. Dimana, respon A harus
diikuti
oleh respon yang sesuai dari B.
Faktor terakhir yang dapat memelihara hubungan interpersonal
adalah
adanya keserasian suasana emosi ketika komunikasi sedang berlangsung.
Walaupun
mungkin saja terjadi interaksi antara dua orang dengan suasana
emosional
yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil. Besar
kemungkinan
salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau mengubah
suasana
emosi.
3.Menjelaskan Peran,Konflik Adequacy
Peran Serta Auntensitas Dalam Hubungan Peran
Model peranan (role model)
Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.
Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.
Pemutusan Hubungan
Menurut R.D. Nye dalam bukunya yang berjudul Conflict Among
Humans, setidaknya ada lima sumber konflik yang dapat menyebabkan
pemutusan hubungan, yaitu:
a. Kompetisi, dimana salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan
mengorbankan orang lain. Misalnya, ngrendahin orang dan berusaha menonjolkan kemampuan
b. Dominasi, salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain
sehingga orang tersebut merasakan hak-haknya dilanggar.
c. Kegagalan berusaha menyalahkan yang lain apabila tujuan bersama tidak tercapai.
d. Provokasi, pihak terus-menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan yang lain.
e. Perbedaan nilai, kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.
Menurut R.D. Nye dalam bukunya yang berjudul Conflict Among
Humans, setidaknya ada lima sumber konflik yang dapat menyebabkan
pemutusan hubungan, yaitu:
a. Kompetisi, dimana salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan
mengorbankan orang lain. Misalnya, ngrendahin orang dan berusaha menonjolkan kemampuan
b. Dominasi, salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain
sehingga orang tersebut merasakan hak-haknya dilanggar.
c. Kegagalan berusaha menyalahkan yang lain apabila tujuan bersama tidak tercapai.
d. Provokasi, pihak terus-menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan yang lain.
e. Perbedaan nilai, kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.
4.Menjelaskan Intimasi dan Hubungan Pribadi
Menurut Steinberg (1993) berpendapat
bahwa suatu
hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari
oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi
masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi
kegemaran dan aktivitas yang sama.
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk
tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya
terhadap orang lain.
hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari
oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi
masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi
kegemaran dan aktivitas yang sama.
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk
tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya
terhadap orang lain.
Intimasi juga adalah
salah satu atribut yang paling menonjol dalam suatu hubungan
intim daripada
hubungan pribadi yang lain. Keintiman (intimacy)
sangat berkaitan dengan derajat
kecintaan, kepercayaan, kepuasan, tanggung jawab dan pengertian
pasangan
dalam hubungan yang dekat (intim).
Keintiman juga memberikan sumbangan besar dalam memenuhi
kebutuhan individu dan keintiman itu pun memberikan efek
positif pada kebaikan
pasangan dalam suatu hubungan pertemanan (Prager &
Buhrmester dalam
untuk mejalin hubungan pribadi diperlukan adanya intimacy
Cinta interpersonal membutuhkan tiga
hal: Intimacy, Passion, dan Commitment. Perasaan dekat dan
nyaman muncul dari kualitas kebersamaan yang bagus. Keberasamaan yang
menciptakan Intimacy dan kenyamanan ini adalah sebuah wujud awal dari
cinta yang sering disebut sebagai persahabatan atau pertemanan (Liking/Friendship).
Proses pendekatan itu proses dimana kebersamaan yang
menciptakan Intimacy dan kenyamanan yang merupakan wujud awal cinta
Jika Intimacy, Passion,
dan Commitment terpenuhi, maka sebuah hubungan
akan menjadi sempurna karena dliliputi oleh cinta yang menyeluruh (Consummate
Love). Namun, keadaan yang penuh cinta yang menyeluruh ini bisa berlangsung
selamanya dan bisa juga tidak. Kenapa? Semua bergantung pada proses memelihara
tiga hal tersebut yang dipenuhi berbagai rasa, mulai dari sedih, gembira, puas,
kecewa, rindu bahkan bosan.
Ketika Intimacy yang hilang,
maka yang terjadi adalah cinta absurd (Fatuous Love).
Apa itu fatuos love /cinta absurd ?
Cinta absurd adalah cinta yang bersandar pada Passion dan Commitment.
seperti mempertahankan pernikahan atau berpacaran karena teman, orangtua, usia, dan motivasi dari luar lainnya.
Hanya saja, ada motivasi pada ketertarikan pribadi dan fisik, dan Comitment yang tidak bertujuan menjaga hubungan, tapi lebih bertujuan mengejar materi atau kekuasaan.
Cinta ini menjadi absurd karena hal yang paling awal tidak ada lagi.
Hilangnya Intimacy terjadi, juga karena respon yang tidak tepat terhadap rasa yang menyertai sebuah hubungan, seperti sedih, gembira, puas, kecewa, rindu bahkan bosan.
Apa itu fatuos love /cinta absurd ?
Cinta absurd adalah cinta yang bersandar pada Passion dan Commitment.
seperti mempertahankan pernikahan atau berpacaran karena teman, orangtua, usia, dan motivasi dari luar lainnya.
Hanya saja, ada motivasi pada ketertarikan pribadi dan fisik, dan Comitment yang tidak bertujuan menjaga hubungan, tapi lebih bertujuan mengejar materi atau kekuasaan.
Cinta ini menjadi absurd karena hal yang paling awal tidak ada lagi.
Hilangnya Intimacy terjadi, juga karena respon yang tidak tepat terhadap rasa yang menyertai sebuah hubungan, seperti sedih, gembira, puas, kecewa, rindu bahkan bosan.
A. Cinta Dan Perkawinan
Cinta
Dari hubungan interpersonal dengan
berbagai faktor yang dikemukakan diatas, jika terjadi hubungan yang
berkelanjutan maka akan terjadi/terjalin hubungan interpersonal lanjutan yakni
cinta. Cinta Menurut Izard (Strongman, 1998) dapat mendatangkan segala jenis
emosi, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan sebagai proses lanjutan
dari hubungan interpersonal yang terjalin antara dua orang manusia berlawanan
jenis.
Stenberg mengemukakan bahwa cinta
memiliki tiga dimensi, yaitu hasrat, keintiman, dan komitmen.
- Hasrat, dalam dimensi hasrat menekankan pada intensnya perasaan serta perassan yang muncul dari daya tarik fisik dan daya tarik seksual. Pada jenis cinta ini, seseorang mengalami ketertarikan fisik secara nyata, selalu memikirkan orang yang dicintainya sepanjang waktu, merasa sangat bahagia dan lain-lain.
- Keintiman, dimensi ini tertuju pada kedekatan perasaan antara dua orang dan kekuatan yang mengikat mereka untuk bersama.
- Komitmen/keputusan, dimensi komitmen dimana seseorang berkeputusan untuk tetap bersama dengan seorang pasangan dalam hidupnya.
Pernikahan
Dalam proses hubungan interpersonal yang lanjut dengan adanya cinta untuk mencapai pernikahan bisanya dimensi cinta dihasilkan dari cinta yang berdimensi komitmen/keputusan. Pasangan memiliki hasrat untuk membagi dirinya dalam hubungan yang berlanjut dan hangat. Pernikahan adalah sebuah komitmen yang serius antarpasangan dan biasanya dengan mengadakan pesta pernikahan, berarti secara sosial diakui bahwa saat itu pasangan telah resmi menjadi suami istri. Duvall dan miller (1985) menjelaskan bahwa pernikahan adalah hubungan pria dan wanita yang diakui secara sosial, yang ditujukan untuk melegalkan hubungan seksual, melegitimasi membesarkan anak, dan membangun pembagian peran di antara sesama pasangan.
Faktor-faktor yang mendukung kepuasan pernikahan adalah adanya komunikasi yang terbuka, ekspresi perasaan secara terbuka, saling percaya, tidak adanya dominasi pasangan, hubungan seksual yang memuaskan, kehidupan sosial, tempat tinggal, penghasilan yang cukup, anak, keyakinan beragama dan hubungan dengan mertua/ipar (Latifah, 2005).
Dalam proses hubungan interpersonal yang lanjut dengan adanya cinta untuk mencapai pernikahan bisanya dimensi cinta dihasilkan dari cinta yang berdimensi komitmen/keputusan. Pasangan memiliki hasrat untuk membagi dirinya dalam hubungan yang berlanjut dan hangat. Pernikahan adalah sebuah komitmen yang serius antarpasangan dan biasanya dengan mengadakan pesta pernikahan, berarti secara sosial diakui bahwa saat itu pasangan telah resmi menjadi suami istri. Duvall dan miller (1985) menjelaskan bahwa pernikahan adalah hubungan pria dan wanita yang diakui secara sosial, yang ditujukan untuk melegalkan hubungan seksual, melegitimasi membesarkan anak, dan membangun pembagian peran di antara sesama pasangan.
Faktor-faktor yang mendukung kepuasan pernikahan adalah adanya komunikasi yang terbuka, ekspresi perasaan secara terbuka, saling percaya, tidak adanya dominasi pasangan, hubungan seksual yang memuaskan, kehidupan sosial, tempat tinggal, penghasilan yang cukup, anak, keyakinan beragama dan hubungan dengan mertua/ipar (Latifah, 2005).
a. Memilih Pasangan
Banyak orang yang pikirannya terlalu
pendek dalam hal memilih pasangan sehingga gagal dalam pernikahannya.
Prinsipnya adalah jika hanya berpedoman pada hal-hal yang sifatnya duniawi
(kecantikan atau ketampanan dan kekayaan) maka akan sangat sulit dalam
menjalani hari-hari berumah tangga nantinya. Karena semua itu hanya bersifat
sementara dan sangat mudah berubah. Jika jatuh cinta hanya karena melihat dari
segi kecantikan atau ketampanan dan kekayaan, maka cinta tersebut akan sangat
mudah berkurang bahkan hilang. Jika memang cinta pada seseorang maka lahirlah
ketampanan atau kecantikan, bukan sebaliknya. Masalah fisik, banyak yang
berkata bahwa wanita cantik hanya pantas untuk laki-laki tampan, begitu pula
sebaliknya. Dan apa yang terjadi ketika teman kita yang mungkin tak begitu
cantik mendapatkan suami yang tampan dan juga kaya, maka kita biasanya akan
protes. Kita merasa bahwa dirinya tak pantas dan kitalah yang lebih pantas.
Dalam memilih pasangan hidup, baik bagi laki-laki maupun perempuan keduanya
memiliki hak untuk memilih yang paling tepat sebagai pasangannya. Maka dari itu
harus benar-benar diperhitungkan ketika memilih pasangan yang baik.
b. Hubungan dalam Perkawinan
1. Romantic Love
Saat ini adalah saat Anda dan
pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan
madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan
bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
2. Dissapointment or
Distress
Di tahap ini pasangan suami istri
kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan,
berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari
pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang
memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke
pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan
masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke
situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak
pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya.
3. Knowledge and Awareness
Pasangan suami istri yang sampai
pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya.
Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan
pernikahan itu terjadi. Pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk
meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua
atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
4. Transformation
Suami istri di tahap ini akan
mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan
untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah
berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam
mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling
menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan
perkawinan yang nyaman dan tentram.
5. Real Love
“Anda berdua akan kembali dipenuhi
dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan
pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang
dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan
perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih
pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk
Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real
love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,”
ingat Dawn.
c. Penyesuaian dan Pertumbuhan
dalam Perkawinan
Perkawinan tidak berarti mengikat
pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk
kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari
ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup
yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah
perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan
banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta
terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak. Relasi yang diharapkan dalam
sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi karena adanya
perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada hal-hal yang
dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini, tentu sulit
mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis. Pada dasarnya, diperlukan
penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri
dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang berubah,
berarti kita belum melakukan penyesuaian. Banyak yang bilang pertengkaran
adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya,
tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan
terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.
A. Pekerjaan Dan Waktu Luang
1. Karakteristik
pribadi
Sebuah awal yang bagus adalah
memilih ketertarikan apa yang kamu punya pada diri sendiri dan kemampuan.
Kalian adalah sebuah gabungan unik dari sifat pribadi,ketertarikan,keahlian dan
harga. Semakin baik yang kalian dapat ketahui mengenai diri kalian sendiri maka
lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. Penting untuk menyadari bahwa
masing-masing dari kita berkualitas untuk banyak kedudukan yang berbeda, tidak
hanya satu. Seperti olahraga athletic termasuk terbatas untuk sejumlah orang
yang memiliki otot dan keahlian. Jadi kebanyakan pekerjaan memerlukan hanya
beberapa keahlian spesifik atau karakteristik. Rahasianya terletak pada
menemukan jenis pekerjaan yang memerlukan kekuatan tertentu yang anda miliki.
Untuk memperluas kedua ketertarikan dan bakat kalian akan berubah dengan pengalaman dan waktu. Penelitian sudah menunjukkan kategori ketertarikan yang luas, seperti pada bidang obat-obatan. teknik atau bisnis, tetap stabil dari para remaja (Campbell,1971). Jika kalian menyukai sesuatu pada saat anda belasan dan awal 20, kesempatan yang sama akan kalian sukai pada tahun-tahun selanjutnya. Mungkin kalian pernah mendengar seseorang mengambil sebuah tes psikologi untuk membantu pemilihan karir. Sebenarnya, kebanyakan dari persediaan ketertarikan anda daripada sebuah test biasa. Saat ini, satu dari kebanyakan menggunakan instrument tes adalah Strong-Campbell Interest Inventory (SCII) yang mana menggabungkan banyak item dari versi awalnya Strong Inventory for males and females dengan menghilangkan item yang berdasarkan jenis kelamin. Hasilnya, yang mana biasanya dibagi secara terbuka dengan individu, menunjukan bagaimana ketertarikan seorang individu dibandingkan dengan orang-orang lain yang memiliki kedudukan yang berbeda. Jika kalian mengandalkan hasil tersebut sebagai sebuah pengganti untuk membuat keputusan pribadi, maka jawabanya akan negative. Tapi jika kalian menggunakan hasil tersebut sebagai sebuah sumber untuk mengklarifikasi ketertarikan kalian dalam rangka untuk membuat sebuah keputusan,maka jawabanya pasti positif. Seperti halnya instrument yang menunjukan reliabilitas yang besar dalam memprediksi apa seorang individu akan bersikeras atau keluar dari bidang pekerjaan tersebut. Mereka tidak bisa memprediksi kesuksesan pada bidang yang diberikan karena kebanyak faktor subjektif terlibat didalamnya.
Untuk memperluas kedua ketertarikan dan bakat kalian akan berubah dengan pengalaman dan waktu. Penelitian sudah menunjukkan kategori ketertarikan yang luas, seperti pada bidang obat-obatan. teknik atau bisnis, tetap stabil dari para remaja (Campbell,1971). Jika kalian menyukai sesuatu pada saat anda belasan dan awal 20, kesempatan yang sama akan kalian sukai pada tahun-tahun selanjutnya. Mungkin kalian pernah mendengar seseorang mengambil sebuah tes psikologi untuk membantu pemilihan karir. Sebenarnya, kebanyakan dari persediaan ketertarikan anda daripada sebuah test biasa. Saat ini, satu dari kebanyakan menggunakan instrument tes adalah Strong-Campbell Interest Inventory (SCII) yang mana menggabungkan banyak item dari versi awalnya Strong Inventory for males and females dengan menghilangkan item yang berdasarkan jenis kelamin. Hasilnya, yang mana biasanya dibagi secara terbuka dengan individu, menunjukan bagaimana ketertarikan seorang individu dibandingkan dengan orang-orang lain yang memiliki kedudukan yang berbeda. Jika kalian mengandalkan hasil tersebut sebagai sebuah pengganti untuk membuat keputusan pribadi, maka jawabanya akan negative. Tapi jika kalian menggunakan hasil tersebut sebagai sebuah sumber untuk mengklarifikasi ketertarikan kalian dalam rangka untuk membuat sebuah keputusan,maka jawabanya pasti positif. Seperti halnya instrument yang menunjukan reliabilitas yang besar dalam memprediksi apa seorang individu akan bersikeras atau keluar dari bidang pekerjaan tersebut. Mereka tidak bisa memprediksi kesuksesan pada bidang yang diberikan karena kebanyak faktor subjektif terlibat didalamnya.
Pilihan pekerjaan
Individu dapat memilih bidang
pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kompetensi dan faktor-faktor
psikologis lainnya supaya ketika bekerja kesehatan mental dan fisiknya dapat
dikelola.
2.
Meluangkan
waktu itu ternyata penting dan banyak cara/kegiatan positif yang bisa dilakukan
untuk mengisi waktu luang. Misalnya olahraga, jalan-jalan, melakukan hobby,
atau ngeblog. Selain itu, mengisi waktu luang setelah kesibukan yang mendera
ibarat bayaran dari pekerjaan itu sendiri. Kita tidak pernah menduga kalau
kegiatan yang dilakukan di saat waktu luang bisa juga menghasilkan atau
mendapat penghargaan. Siapa yang tahu kalau suatu saat nanti, kegiatan yang
dilakukan di waktu luang, bisa menjadi penghasilan terbesar.
Daftar Pustaka
-
Aronson
,Elliot .(2005). Social psychology .upper saddle river :person prentice hall
-
Hall,
S Calvin , Lindzey , Gardner , (2009). Teori – teori psikodinamika, Yogyakarta kanisius
-
Jalaluddin
Rakhmat (1998): Psikologi Komunikasi , Edisi 12, PT Remaja Rosdakarya Offset,
Bandung
